Jumat, 29 Juni 2012

Lentil


LENTIL
             
Klasifikasi
Kingdom       Plantae
Division           Magnoliophyta
Class                  Magnoliopsida
Order                     Fabales
Family                       Fabaceae
Genus                           Lens
Species                           Lens culinaris

Manfaat Lens culinaris atau Lentil
Manfaat lentil lebih mengarah ke sumber protein yang bermanfaat sehingga menggantikan daging. Kacang-kacangan juga merupakan sumber karbohidrat yang berkhasiat karena dapat melepaskan kadar gula secara perlahan. Kacang-kacangan dapat memberikan sumber energi sepanjang hari dengan kadar gula yang konstan. Dimana manfaat polong-polongan dan lentil antara lain:
  • Meningkatkan kesehatan usus
  • Mengurangi gejala menopause, PMS, dan resiko fibroid
  • Berkhasiat untuk menurunkan resiko kanker payudara
  • Menurunkan kolesterol
  • Menghilangkan batu ginjal, dan
  • Meredakan radang sendi rematik

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 61 dijelaskan mengenai lentil atau kacang-kacangan. Dimana fungsinya sangat banyak. Dan salah satunya ialah sebagai sumber protein nabati. Dan manfaatnya sudah dijelaskan sebelumnya.
وَإِذِ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَن نَّصْبِرَ عَلَىَ طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنبِتُ الأَرْضُ مِن بَقْلِهَا وَقِثَّآئِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي أَدْهُوَ نَى بِالَّذِي هُوَ اخَيْرٌ هْبِطُواْ مِصْراً فَإِنَّ لَكُم مَّا سَأَلْتُمْ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَآؤُوْاْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ -٦١-


61. Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.
Sebagaimana yang kita ketahui pada tafsir Al-Qur’an mengenai surat Al-Baqarah ayat 61. Yang menjelaskan tentang tumbuh-tumbuhan.
Wa idz qultum (dan [ingatlah] ketika kalian berkata), yakni sungguh kalian telah berkata.
Yā mūsā lan nashbira ‘alā tha‘āmiw wāhidin (“Hai Musa, sekali-kali kami tidak dapat bersabar dengan satu makanan saja), yakni memakan satu jenis makanan berupa manna dan salwā.
Fad ‘u (karenanya, berdoalah), yakni memohonlah.
Lanā rabbaka yukhrij lanā mimmā tumbitul ardlu (untuk kami kepada Rabb-mu agar Dia Mengeluarkan untuk kami dari segala apa yang ditumbuhkan bumi), yakni segala sesuatu yang keluar dari tanah.
Mim baqlihā wa qits-tsā-ihā wa fūmihā wa ‘adasihā wa bashalihā, qāla (berupa sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah. Berkatalah dia), yakni Musa a.s. berkata kepada mereka.
A tastabdilūnal ladzī huwa adnā (“Apakah kalian hendak mengambil sesuatu yang buruk), yakni seburuk-buruk bawang putih dan bawang merah.
Bil ladzī huwa khair (sebagai pengganti sesuatu yang lebih baik), yakni sebaik-baik dan seutama manna dan salwā ? Maksudnya, apakah kalian hendak meminta sesuatu yang jelek dan membiarkan sesuatu yang baik?
Ihbithū mishran (singgahlah kalian di Mesir) tempat dimana kalian keluar (pergi). Pendapat lain mengatakan, singgahlah kalian di suatu kota.
Fa inna lakum mā sa-altum (niscaya kalian dapatkan apa-apa yang kalian minta”), yakni sesungguhnya yang kalian minta ada di sana.
Wa dluribat ‘alaihimudz dzillatu (dan ditimpakanlah kenistaan kepada mereka), yakni ditetapkan untuk mereka kenistaan, berupa keharusan membayar upeti.
Wal maskanatu (dan kehinaan), yakni kefakiran.
Wa bā-ū bi ghadlabin (dan mereka pun mendapat kemurkaan), yakni mereka patut mendapat laknat.
Minallāhi, dzālika (dari Allah. Yang demikian itu), yakni laknat, kenistaan, dan kehinaan.
Bi annahum kānū yakfurūna bi āyātillāh (disebabkan mereka kufur kepada Ayat-ayat Allah), yakni mereka mengingkari Nabi Muhammad saw. dan al-Quran.
Wa yaqtulūnan nabiyyīna bi ghairil haqq (dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar), yakni tanpa alasan yang benar dan karena berbuat suatu kesalahan.
Dzālika (yang demikian itu), yakni kemurkaan.
Bi mā ‘ashau (disebabkan mereka durhaka) kepada Allah Swt. yang berhubungan dengan hari Sabtu.
Wa kānū ya‘tadūn (dan karena mereka senantiasa melampaui batas) dengan membunuh nabi-nabi dan menghalalkan kemaksiatan.
Selanjutnya Allah Ta‘ala Menjelaskan pula ihwal orang-orang yang beriman di antara mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar