LENTIL
Klasifikasi
Kingdom Plantae
Division Magnoliophyta
Class Magnoliopsida
Order Fabales
Family Fabaceae
Genus Lens
Species Lens culinaris
Manfaat Lens culinaris atau Lentil
Manfaat lentil
lebih mengarah ke sumber protein yang bermanfaat sehingga menggantikan daging.
Kacang-kacangan juga merupakan sumber karbohidrat yang berkhasiat karena dapat
melepaskan kadar gula secara perlahan. Kacang-kacangan dapat memberikan sumber
energi sepanjang hari dengan kadar gula yang konstan. Dimana manfaat polong-polongan
dan lentil antara lain:
- Meningkatkan kesehatan
usus
- Mengurangi gejala
menopause, PMS, dan resiko fibroid
- Berkhasiat untuk
menurunkan resiko kanker payudara
- Menurunkan kolesterol
- Menghilangkan batu
ginjal, dan
- Meredakan radang sendi
rematik
Sebagaimana yang telah kita ketahui
bahwa dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 61 dijelaskan mengenai lentil atau
kacang-kacangan. Dimana fungsinya sangat banyak. Dan salah satunya ialah
sebagai sumber protein nabati. Dan manfaatnya sudah dijelaskan sebelumnya.
وَإِذِ
قُلْتُمْ يَا
مُوسَى لَن نَّصْبِرَ عَلَىَ طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ
لَنَا مِمَّا تُنبِتُ الأَرْضُ مِن بَقْلِهَا وَقِثَّآئِهَا وَفُومِهَا
وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي أَدْهُوَ نَى بِالَّذِي
هُوَ اخَيْرٌ هْبِطُواْ مِصْراً فَإِنَّ لَكُم مَّا سَأَلْتُمْ وَضُرِبَتْ
عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَآؤُوْاْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ ذَلِكَ
بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ
بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ -٦١-
61. Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai
Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu
mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa
yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya,
kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu
mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke
suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu
ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat
kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat
Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu
(terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.
Sebagaimana yang kita ketahui pada tafsir Al-Qur’an
mengenai surat Al-Baqarah ayat 61. Yang menjelaskan tentang tumbuh-tumbuhan.
Wa idz qultum (dan [ingatlah] ketika kalian berkata), yakni sungguh
kalian telah berkata.
Yā mūsā lan nashbira ‘alā tha‘āmiw
wāhidin (“Hai Musa,
sekali-kali kami tidak dapat bersabar dengan satu makanan saja), yakni memakan
satu jenis makanan berupa manna dan salwā.
Fad ‘u (karenanya, berdoalah), yakni memohonlah.
Lanā rabbaka yukhrij lanā mimmā
tumbitul ardlu (untuk kami
kepada Rabb-mu agar Dia Mengeluarkan untuk kami dari segala apa yang
ditumbuhkan bumi), yakni segala sesuatu yang keluar dari tanah.
Mim baqlihā wa qits-tsā-ihā wa
fūmihā wa ‘adasihā wa bashalihā, qāla (berupa sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang
merah. Berkatalah dia), yakni Musa a.s. berkata kepada mereka.
A tastabdilūnal ladzī huwa adnā (“Apakah kalian hendak mengambil sesuatu yang buruk),
yakni seburuk-buruk bawang putih dan bawang merah.
Bil ladzī huwa khair (sebagai pengganti sesuatu yang lebih baik), yakni
sebaik-baik dan seutama manna dan salwā ? Maksudnya, apakah kalian hendak
meminta sesuatu yang jelek dan membiarkan sesuatu yang baik?
Ihbithū mishran (singgahlah kalian di Mesir) tempat dimana kalian
keluar (pergi). Pendapat lain mengatakan, singgahlah kalian di suatu kota.
Fa inna lakum mā sa-altum (niscaya kalian dapatkan apa-apa yang kalian minta”),
yakni sesungguhnya yang kalian minta ada di sana.
Wa dluribat ‘alaihimudz dzillatu (dan ditimpakanlah kenistaan kepada mereka), yakni
ditetapkan untuk mereka kenistaan, berupa keharusan membayar upeti.
Wal maskanatu (dan kehinaan), yakni kefakiran.
Wa bā-ū bi ghadlabin (dan mereka pun mendapat kemurkaan), yakni mereka
patut mendapat laknat.
Minallāhi, dzālika (dari Allah. Yang demikian itu), yakni laknat,
kenistaan, dan kehinaan.
Bi annahum kānū yakfurūna bi
āyātillāh (disebabkan
mereka kufur kepada Ayat-ayat Allah), yakni mereka mengingkari Nabi Muhammad
saw. dan al-Quran.
Wa yaqtulūnan nabiyyīna bi ghairil
haqq (dan mereka
membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar), yakni tanpa alasan yang benar dan
karena berbuat suatu kesalahan.
Dzālika (yang demikian itu), yakni kemurkaan.
Bi mā ‘ashau (disebabkan mereka durhaka) kepada Allah Swt. yang
berhubungan dengan hari Sabtu.
Wa kānū ya‘tadūn (dan karena mereka senantiasa melampaui batas) dengan
membunuh nabi-nabi dan menghalalkan kemaksiatan.
Selanjutnya Allah Ta‘ala Menjelaskan pula ihwal
orang-orang yang beriman di antara mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar